bedanya Kagum dengan jatuh cinta - Setiap orang
memang memiliki waktunya sendiri untuk memutuskan jatuh cinta menjadi
pilihan untuk mencintai. Tetapi tak jarang juga pilihan itu diwarnai
oleh euforia perasaan yang kemudian diakhiri dengan berakhirnya hubungan
secepat kilat. Alhasil kita merasa salah memilih dan menangis
berminggu-minggu karena menyesali keputusan yang telah diambil.
Tetapi
sebenarnya ada cara untuk mengukur apakah kita terlalu cepat jatuh
cinta sehingga proses mendefinisikan cinta menjadi terburu-buru. Dan
cara itu adalah :
, penasehat hubungan yang menulis buku He Loved Me,
He Loves Me Not, jatuh cinta dan kagum pada seseorang hanya dipisahkan
oleh garis tipis. Bahkan tak jarang keduanya datang secara bersamaan.
Itu
mengapa kita perlu bertanya pada diri kita sendiri, apakah kita sangat
nyaman untuk berada di sampingnya? “Tak hanya sekadar nyaman, tapi juga
bebas untuk menjadi diri sendiri serta memberikan kebebasan yang sama
pada calon cinta baru kita,” .
Karena sebuah hubungan akan selalu
diwarnai dengan kekurangan dan kelebihan dari dua belah pihak, maka
yang perlu kita pertimbangkan adalah seberapa siap kita dan calon
pasangan menerimanya.
Amati speed perkenalan yang kita gunakan
Sebenarnya
kita yang paling mengerti seberapa lama waktu yang dibutuhkan untuk
mengenal lawan jenis yang kemudian diikuti dengan keputusan
mencintainya. Jika memang dirasa terlalu cepat, jangan sungkan untuk
mengatakannya pada calon pasangan. “Katakan saja bahwa kita butuh
mengenal dia dengan ritme yang kita miliki,” Haris menyarankan.
Waspada reaksi impulsif
Tanpa
kita sadari, saat tengah melakukan pendekatan dengan seorang laki-laki,
biasanya kita akan menghubungi dia sesering mungkin. Dalam sehari bisa
jadi ada lebih dari 5 telepon dari kita yang masih harus dilengkapi
dengan SMS singkat hanya untuk bertanya, “Sudah makan?”
Menurut
Harris, telepon dan SMS yang terlalu sering dalam satu hari bisa
diinterpretasikan salah oleh "target" kita. “Pelankan kecepatan kita,
dan nikmatilah momen dimana kita benar-benar bisa bercerita banyak hanya
dengan satu kali telepon.”
Saat respons dari calon pasangan
sudah terlihat positif, kita bisa meningkatkan intensitas perhatian
melalui telepon dan SMS. “Bahkan saat kita sudah resmi pacaran, semua
itu bisa kita ekspresikan dengan lebih leluasa.”
Jangan terlalu sering membicarakan masa depan
Jika
kita belum resmi berpacaran dengan si dia, pembicaraan mengenai
membentuk sebuah keluarga bukanlah topik yang cukup pas. Terlebih jika
kita terlalu sering memancing topik tersebut. “Ini akan mengesankan kita
hanya ingin resmi menyandang status in a relationship,” ucap Laurie
Puhn, JD, penulis Instant Persuasion: How to Change Your Words to Change
Your Life.
Bila terlalu sering membahas topik ini, pola interaksi
yang terbentuk hanya akan berpusat pada keinginan kita, bukan pada
interaksi antara kita dengan calon pasangan kita. Itu mengapa Puhn
menyarankan agar kita pergi ke tempat-tempat yang bisa menunjukkan
kualitas kebersamaan kita dengan calon pasangan. “Fokuslah pada
interaksi Anda berdua,” katanya.
apakah anda bisa membedakan antara kagum dengan jatuh cinta??
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Entri Populer
-
SEJARAH ASLI REAL MADRID 11-1 BARCELONA.. #YANG MERASA MANUSIA WAJIB BACA...!!!! selama ini pasti banyak orang yg mendengar kekal...
-
Lee Min Ho datang ke Indonesia beberapa waktu lalu. Jumpa pers yang bertemakan "Indosat Im3 2013, Lee Min Ho Global Fan Meeting Fir...
-
Baru-baru ini Hao Shaowen, yang sebelumnya terkenal sebagai bintang film cilik, telah diterima di Universitas Tamkang, Taiwan dijuru...
-
Kalian tentunya tau film Jepang yang berjudul Crows Zero. Bagi penggemar film ini harus bersenang hati, karena Crows Zero akan mengeluarka...
-
Bus Pahala Kencana dan Truk Tronton nyasar di hutan secara Misteri "Kejadian aneh terjadi lagi, kali ini menimpa bus Pahala Kencana tu...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar